Wednesday, October 21, 2009

Tentang DEE : si PEMILIK PERAHU KERTAS

Dewi Lestari alias Dee
Saya tertarik dengan tulisan-tulisan ibu ini awalnya lewat blog dee-idea.blogspot.

Blognya sederhana, dengan template yang standart bawaan blogger berwarna hijau. Tak banyak widget-widget hiasan pernik-pernik atau iklan seperti blog lain pada umumnya. Namun konten dari blog ini tak sesederhana templatenya. Jangan tanya soal trafficnya, walaupun tak dipasang widget Google Page Rank atau Alexa Rank, blognya sarat pengunjung.

Dewi Lestari adalah seorang penulis Indonesia lahir di Bandung, Jawa Barat, 20 Januari 1976; umur 33 tahun) adalah seorang penulis dan penyanyi asal Indonesia. Lulusan jurusan Hubungan Internasional Universitas Parahyangan.

Dee menikah dengan penyanyi R&B, Marcell Siahaan pada 12 September tahun 2003. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai anak laki-laki yang diberi nama Keenan Avalokita Kirana (lahir 5 Agustus 2004). Pertengahan tahun 2008 pernikahan mereka retak. Dee menggugat cerai suaminya di Pengadilan Negeri Bale Bandung pada tanggal 27 Juni 2008.

Dewi kemudian menikah lagi dengan Reza Gunawan tanggal 11 November 2008 di Sydney. Seorang therapist holistic yang telah lama di kenalnya.

Sebelum saya mengenal Dewi Lestari sebagai penulis, saya mengenal Dewi Lestari sebagai Vocalist kelompok RSD (Rita, Sita, Dewi) yang beranggotakan 3 cewe manis : Rida Farida, Sita Nursanti, dan Dewi Lestari Simangunsong (Dee).

Kelompok itu sendiri akhirnya bubar dan anggotanya meneruskan karir sendiri-sendiri, Dewi Lestari masih tetap aktif menyanyi dan menjadi Penulis.

Walaupun sebelumnya telah ada buku-buku Dee lainnya yaitu : Supernova (2001) dan Filosofi Kopi (2006), tapi Novel pertama Dee yang saya Baca adalah Rectroverso (2009). Saya tertarik dengan Puisi-puisi Dee di Rectroverso yang terasa menyentuh seperti :

Aku sampai di bagian bahwa aku telah jatuh cinta.
Namun orang itu hanya dapat kugapai sebatas punggungnya saja.
Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar.
Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan, atau hujan.

atau

Untuk diam, duduk di tempatku
Menanti seorang yang biasa saja
Segelas air di tangannya, kala kuterbaring... sakit
Menentang malam, tanpa bimbang lagi
Demi satu dewi yang lelah bermimpi
Dan berbisik : "Selamat tidur, tak perlu bermimpi bersamaku...
Wahai tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi



Dee merilis novel terbarunya yaitu RECTOVERSO yang merupakan paduan fiksi dan musik. Tema yang diusung adalah Sentuh Hati dari Dua Sisi.

Recto Verso-pengistilahan untuk dua citra yang seolah terpisah tapi sesungguhnya satu kesatuan. Saling melengkapi. Buku RECTOVERSO terdiri dari 11 fiksi dan 11 lagu yang saling berhubungan. Tagline dari buku ini adalah Dengar Fiksinya, Baca Musiknya. Website khusus mengenai ulasan buku RECTOVERSO ada di www.dee-rectoverso.com

Dan pada Bulan Agustus 2009, barulah Dee menerbitkan novel Perahu Kertas.



read more "Tentang DEE : si PEMILIK PERAHU KERTAS"

Saturday, October 17, 2009

PERAHU KERTAS

Kemarin sore, saya mendapat kiriman sebuah buku dari Mbak Ayusnita Pane yang punya Lumbung Hati. Buku itu adalah Sebuah Novel berjudul Perahu Kertas, Novel yang sudah lama saya idam-idamkan.

Novel yang ditulis oleh Dewi Lestari, atau yang lebih dikenal dengan nama Dee itu memang sungguh menakjubkan. Bahasanya ringan, tidak seberat Supernova, Filosofi Kopi ataupun Rectroverso, novel yang ditulis oleh Dee sebelumnya, namun lebih berat dari sekedar novel teenlight biasa.


Sulit dipercaya, kalo penulisnya itu Dee, karena bahasanya enak banget dibaca. Seperti membaca sebuah kisah hidup, mengharukan, menyenangkan sekaligus mengaduk-aduk emosi.

Perahu Kertas

Sebenarnya ceritanya sederhana saja, yaitu tentang kisah Keenan dan Kugy. Percintaan antara keduanya yang menemui banyak liku-liku sebelum akhirnya berdua bersatu.

Keenan maupun Kugy tak serta merta bertemu, jatuh cinta lalu bersatu. Keenan harus melalui pacaran dengan orang lain dahulu, Kugypun juga mengalami hal yang sama. Namun dengan gaya bahasa yang disajikan Dee, sepertinya novel ini bukan jadi sederhana, tapi benar-benar indah.

Seperti dalam gaya Dee dalam menulis buku, bahasa yang disajikan sangat romantis, padat dan penuh filosofi. Saya membaca buku ini berulang kali, dan kadang menuliskan dalam buku tulis, kemudian memandangi lagi. Lalu saya tersenyum dan terharu.

Thanks berat buat Mbak Nita



read more "PERAHU KERTAS"
 

Pencil Colour Copyright © 2011 Designed by Ipietoon Blogger Template and web hosting